Rabu, 13 Mei 2015

The Look of Silence (2014)


The Look of Silence (2014)




Genere             : Documentary
Imdb Rating    : 8.3
Director           : Joshua Oppenheimer
Stars                : -

            Pada masa awal orde baru, terdapat peristiwa yang sangat memilukan. Peristiwa genosida yang terjadi di tahun 1965 banyak menelan korban jiwa. Ratusan ribu bahkan jutaan korban dibantai oleh orang-orang yang menamakan dirinya sebagai pahlawan. Korban-korban tersebut dibunuh oleh rakyat dikarenakan dituduh sebagai PKI atau antek-antek PKI. Rakyat pada masa itu didoktrin oleh penguasa untuk membasmi para PKI yang telah menodai Pancasila, karena dinilai tidak beragama, dan menjunjung tinggi slogan “Istrimu adalah istriku juga”. Doktrin tersebut berlangsung sangat lama, sama lamanya dengan Rezim Orde Baru yang menguasai Indonesia selama 32 tahun.
            Pembantaian yang dilakukan oleh rakyat itu sangat direstui oleh pemerintah. Mereka yang dibunuh, tidak cukup menderita atas kehilangan nyawanya saja, tetapi keluarga yang ditinggalinya pun mengalami penderitaan. Mereka yang menjadi keluarga para korban tidak boleh menduduki kursi pemerintahan, kepolisian, tentara. Perlakuan diskriminasi sangat tampak terhadap mereka yang keluarganya dibantai karena dituduh sebagai PKI.
            Adi, seorang adik dari kakak yang dibantai pada peristiwa 1965, menelusuri bagaimana sang kakak dibunuh dengan mendatangi beberapa para mantan penjagal. Dari para ex penjagal, Adi mengetahui betapa kejamnya kakaknya dibunuh. Beberapa dari ex penjagal menceritakan dengan sangat bangga bagaimana caranya mereka membunuh orang yang dituduh sebagai PKI dan bagaimana mereka meminum darah korban untuk mencegah rasa takut datang. Sugesti dari doktrin pemerintah dan meminum darah korban membuat mereka tega membunuh banyak orang.
Penelusuran dan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh Adi kepada para penjagal membuat luka lama menjadi terbuka. Luka yang tidak hanya dirasakan oleh para penyintas dan keluarganya tetapi juga untuk para pelaku dan keluarganya. Walaupun kejelasan fakta menjadi sesuatu kepuasan bagi para penyintas dan keluarganya, tetapi beberapa ex penjagal dan keluarganya merasakan sakit atas penyesalan saat luka lama ini terbuka, meski beberapa pula mati rasa dan banyak pula dari mereka yang saat ini sedang berkuasa menikmati hidup dari sejarah yang mereka buat.
Itu yang menjadi sebuah kebingungan, ketika harus membuka luka yang sudah sangat lama tertutupi oleh fakta-fakta palsu. Disaat dari pihak penyintas menginginkan kejelasan fakta, pihak pelaku menginginkan luka itu tertutup dan menjalankan kehidupan yang rukun diantara keduanya. Bebarapa dari ex penjagal yang sudah dan akan segera mati tidak mau dikenang sebagai pembunuh.

Mungkin baiknya mencari hikmah dari sifat lupa manusia. Lupa akan membuat kita memaafkan kesalahan seseorang. Jika saling memafkan, konfrontasi yang menimbulkan perpecahan mungkin tidak akan terjadi. Mungkin jika saling melupakan, kita akan hidup saling berdampingan tanpa diskriminasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar