The Look of Silence (2014)
Genere : Documentary
Imdb Rating : 8.3
Director : Joshua Oppenheimer
Stars : -
Pada masa awal orde baru, terdapat
peristiwa yang sangat memilukan. Peristiwa genosida yang terjadi di tahun 1965
banyak menelan korban jiwa. Ratusan ribu bahkan jutaan korban dibantai oleh
orang-orang yang menamakan dirinya sebagai pahlawan. Korban-korban tersebut
dibunuh oleh rakyat dikarenakan dituduh sebagai PKI atau antek-antek PKI.
Rakyat pada masa itu didoktrin oleh penguasa untuk membasmi para PKI yang telah
menodai Pancasila, karena dinilai tidak beragama, dan menjunjung tinggi slogan
“Istrimu adalah istriku juga”. Doktrin tersebut berlangsung sangat lama, sama
lamanya dengan Rezim Orde Baru yang menguasai Indonesia selama 32 tahun.
Pembantaian yang dilakukan oleh
rakyat itu sangat direstui oleh pemerintah. Mereka yang dibunuh, tidak cukup
menderita atas kehilangan nyawanya saja, tetapi keluarga yang ditinggalinya pun
mengalami penderitaan. Mereka yang menjadi keluarga para korban tidak boleh
menduduki kursi pemerintahan, kepolisian, tentara. Perlakuan diskriminasi
sangat tampak terhadap mereka yang keluarganya dibantai karena dituduh sebagai
PKI.
Adi, seorang adik dari kakak yang
dibantai pada peristiwa 1965, menelusuri bagaimana sang kakak dibunuh dengan
mendatangi beberapa para mantan penjagal. Dari para ex penjagal, Adi mengetahui
betapa kejamnya kakaknya dibunuh. Beberapa dari ex penjagal menceritakan dengan
sangat bangga bagaimana caranya mereka membunuh orang yang dituduh sebagai PKI
dan bagaimana mereka meminum darah korban untuk mencegah rasa takut datang.
Sugesti dari doktrin pemerintah dan meminum darah korban membuat mereka tega
membunuh banyak orang.
Penelusuran dan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh Adi kepada
para penjagal membuat luka lama menjadi terbuka. Luka yang tidak hanya
dirasakan oleh para penyintas dan keluarganya tetapi juga untuk para pelaku dan
keluarganya. Walaupun kejelasan fakta menjadi sesuatu kepuasan bagi para
penyintas dan keluarganya, tetapi beberapa ex penjagal dan keluarganya
merasakan sakit atas penyesalan saat luka lama ini terbuka, meski beberapa pula
mati rasa dan banyak pula dari mereka yang saat ini sedang berkuasa menikmati
hidup dari sejarah yang mereka buat.
Itu yang menjadi sebuah kebingungan, ketika harus membuka luka yang
sudah sangat lama tertutupi oleh fakta-fakta palsu. Disaat dari pihak penyintas
menginginkan kejelasan fakta, pihak pelaku menginginkan luka itu tertutup dan
menjalankan kehidupan yang rukun diantara keduanya. Bebarapa dari ex penjagal
yang sudah dan akan segera mati tidak mau dikenang sebagai pembunuh.
Mungkin baiknya mencari hikmah dari sifat lupa manusia. Lupa akan
membuat kita memaafkan kesalahan seseorang. Jika saling memafkan, konfrontasi
yang menimbulkan perpecahan mungkin tidak akan terjadi. Mungkin jika saling
melupakan, kita akan hidup saling berdampingan tanpa diskriminasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar