Rabu, 13 Mei 2015

Tanda Tanya (2011)

Tanda Tanya (2011)


Genre              : Drama
Imdb Rating    : 6.8
Director           : Hanung Bramantyo
Stars                : Reza Rahadian, Revalina S Temat, Agus Kuncoro

            Sebuah kawasan pemukiman padat di daerah Kota Semarang, mempunyai cerita akan perbedaan. Mulai perbedaan akan agama maupun ras, sangat menarik dan sensitif untuk diceritakan. Tetapi film ini berani untuk menceritakan perbedaan tersebut. Sama seperti keberanian para karakter-karakter yang bermain di dalam film ini. Mereka berani menjalani kehidupan mereka di tengah perbedaan yang bisa dengan mudah dan kapan saja menimbulkan konflik.
            Kawasan pemukiman di Semarang ini yang didominasi oleh orang Jawa beragama islam, dapat dilihat sebagai presentasi terhadap kawasan yang lebih luas, yaitu Indonesia. Suatu space tidak akan pernah lepas dari hukum tekanan mayoritas terhadap kaum mioritas. Film ini menggambarkan hal semacam itu. Tekanan-tekanan demikianlah yang melahirkan keberanian, karena hanya saat ada tekananlah manusia bisa dilihat sifat beraninya.
            Seperti yang diperlihatkan oleh karakter Rita, yang harus menunjukan keberaniannya terhadap kaum mayoritas untuk dapat melakukan sesuatu yang dia anggap benar. Rita melakukan langkah yang sangat besar yang juga melahirkan berbagai cibiran ketika ia memutuskan untuk berpindah agama dari agama mayoritas kepada agama minoritas. Cibiran itu tidak hanya berasal dari lingkungannya saja, ia juga mendapati hal itu dari anak kesayangannya yang masih berusia muda. Tetapi hal tersebut tidak menggoyahkan langkahnya untuk berani melakukan hal yang ia anggap benar walaupun banyak konsekuensi pahit yang harus ia terima.
            Tidak seperti Rita, karakter Hendra yang merupakan warga keturunan tionghoa menunjukan keberanian yang negatif. Dimana Rita menerima dengan damai segala macam tekanan yang mendatanginya, Hendra justru  melawan setiap tekanan yang mendatanginya. Hendra sering kali berkelahi dengan warga setempat ketika mendapati perlakuan rasis. Tidak hanya itu, ia yang sedang membantu ayahnya menjalankan restauran China, membalas prilaku rasis dari lingkungannya dengan tidak menghormati tradisi kaum mayoritas. Yaitu ia tetap membuka restaurannya secara terang-terangan ketika umat Islam sedang menjalankan puasa. Hal itu sempat dilarang oleh ayahnya yang sangat mempunyai jiwa toleransi yang tinggi terhadap sesuatu perbedaan. Tapi sikap mulia ayahnnya tersebut tidak mengalir kedalam darah Hendra. Yang pada akhirnya hal tersebut menimbulkan konflik. Restauran Hendra dan ayahnya dirusak oleh umat islam yang tidak mempunyai kesabaran menghadapi perbedaan.
            Tapi pada akhirnya ada sedikit pemaksaan terhadap ending yang menampilkan perdamaian dari persilihan tersebut. Sepertinya Hanung masih kurang berani untuk menunjukan akhir cerita yang kelam. Dengan akhir cerita yang tidak bahagia, tidak selalu menghilangkan nilai-nilai yang ingin disampaikan terhadap toleransi perbedaan. Justru semakin menegaskan akan pentingnya toleransi perbedaan.

            Film ini sangat berani  mengambil tema tentang perbedaan. Yang merupakan tema yang sensitif untuk diceritakan. Pengambilan gambar di kawasan padat penduduk sangat cocok untuk menggambarkan perbedaan yang kapan saja dapat saling bersinggungan diantara masing-masing individunya. Warna kelam dan gelao yang sebagian besar  menjadi tone dalam pengambilan gambar juga ikut memberikan suasana kelam dari ancaman perbedaan. Suasana yang terbangun dari teknik sinamtik yang bagus tidak diimbangi dengan akting yang sempurna. Banyak kekakuan yang muncul dalam setiap dialog dan movement yang ditunjukan oleh para pemerannya. Overall  film ini sangat baik untuk pembelajaran tentang keadaan religiuitas yang berbeda-beda di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar