Sabtu, 07 November 2015

The Book Thief (2013)

The Book Thief (2013)


Genre              : Drama | War
Imdb Rating    : 7,6
My Rating       : 7,9
Director           : Brian Percival
Stars                : Sophie Nélisse, Geoffrey Rush, Emily Watson

            Sudah sangat banyak film yang diadaptasi dari sebuah novel. Dan apabila penikmat novel tersebut menemukan ketimpangan antara kualitas novel dan film hasil adapatasi novel itu, maka penilaian buruk akan didapat oleh film itu walaupun film tadi berkualitas tidak buruk.
            “The Book Thief” adalah film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama (Markus Zusak) dan berlatar tahun-tahun kelam peperangan di Jerman. Film ini tidak menyuguhkan peperangan yang epic seperti mini series “Band Brother” (yang juga diangkat dari sebuah novel). Film ini lebih banyak menyuguhkan sisi drama dari sebuah war, sama seperti film “The Pianist”. Film ini lebih mengarah pada kehidupan sebuah keluarga yang terjebak di tengah peperangan, mereka hidup dalam ketakutan akan bom yang kapan saja bisa menghanguskan timpat tinggal mereka beserta isinya.
Keluarga tersebut beranggotakan 3 orang, Liesel Meminger (Sophie Nelisse) yang merupakan anak angakat di keluarga itu. Dia harus berpisah dengan ibunya yang komunis. Beruntung bagi Liesel, dia diserahkan kedalam keluarga dengan seorang ‘papa’, Hans Hubermann(Geofrey Rush) , yang baik dan ‘mama’ Rosa Hubermann ( Emiliy Watson) , yang baik pula walaupun kadang bersikap keras terhadap Liesel. Dia juga mendapatkan bantuan dari seorang anak laki-laki, sehingga dia dengan cepat bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya itu. Dengan cepat pula Liesel merasa nyaman dan hangat di keluarga barunya.
            Tiba-tiba saja, pada malam kristallnacht sedang berlangsung, mereka kedatangan seorang tamu, seorang Yahudi yang melarikan diri dari operasi kristallnacht, Max Vandenburg (Ben Schnetzer). Hans harus menyelamatkan Max, karena itu merupakan balas budi terhadapa ayahnya Max yang pernah menyelamatkan nyawanya di perang dunia pertama. Hans tahu dengan menyelamatkan Max, dia juga turut memberikan kebebasannya, menggantinya dengan kewaspadaan tingkat tinggi. Dia juga memepringatkan Liesel untuk berhati-hati dan tidak memberitahukan kepada siapapun mengenai Max.
            Sebagai anak kecil yang polos, Liesel yang sangat tertarik terhadap buku, tidak merasa terbebani akan kehadiran Max, tidak ada rasa takut, walaupun ia mengetahui bahaya jika seseorang tau mengenai Max. Dia pun mulai menjalin pertemanan dengan Max, sering menghabiskan waktu bersama dengan membaca buku.
            Peperangan yang melahirkan ketakutan di setiap sudut negara, tidak menghilangkan rasa kepedulian manusia terhadap sesama. Keluarga Hans adalah contoh bahwa peperangan tidak akan mengalahkan sisi kemanusian seseorang. Seluruh keluarga Hans dengan tulus membantu Max terhindar dari masalah, walaupun justru mengundang masalah bagi keluarganya. Esensi ini lah yang ditanamkan kepada saya dari film ini. Hal itu semakin tertanam berkat kecemerlangan performance yang ditunjukan seluruh anggota keluarga Hans di film ini. Sophie mempunyai bakat yang besar di dunia akting. Dia dengan luar biasa memerankan tokoh Liesel dengan menggunakan bahasa Inggris beraksen German ( di “Monsieur Lazhar” dia menggunakan bahasa Perancis). Ekpsresi yang terpampang di wajah imutnya sangat mempesona saya. Sebagai tokoh utama, dia sangat berhasil menggerakan seluruh cerita film ini. Serta tidak lupa Goefrey dan Emily yang sangat menawan memerankan orang tua Liesel. Mereka patut mendapatkan penghargaan Oscar. Khususnya Geofrey, dia dengan luar biasa mengundang aura haru di dalam film ini, ketika dia yang sudah tua dipaksa masuk wajib militer.
            Overall, film ini sangat baik dan memuaskan. Walaupun dibangun dengan tensi yang rendah untuk film yang bertemakan peperangan, dan pace yang lumayan lambat, Tetap film ini berhasil memberi kesan yang mendalam di dalam memory penontnonya.


"Memory is the scribe of the soul." Max Vandenburg

1 komentar: