The Book Thief (2013)
Genre :
Drama | War
Imdb Rating : 7,6
My Rating : 7,9
Director : Brian Percival
Stars :
Sophie Nélisse, Geoffrey Rush, Emily Watson
Sudah
sangat banyak film yang diadaptasi dari sebuah novel. Dan apabila penikmat
novel tersebut menemukan ketimpangan antara kualitas novel dan film hasil
adapatasi novel itu, maka penilaian buruk akan didapat oleh film itu walaupun film
tadi berkualitas tidak buruk.
“The
Book Thief” adalah film yang diadaptasi dari novel dengan judul yang sama
(Markus Zusak) dan berlatar tahun-tahun kelam peperangan di Jerman. Film ini
tidak menyuguhkan peperangan yang epic seperti mini series “Band Brother” (yang
juga diangkat dari sebuah novel). Film ini lebih banyak menyuguhkan sisi drama
dari sebuah war, sama seperti film “The Pianist”. Film ini lebih mengarah pada
kehidupan sebuah keluarga yang terjebak di tengah peperangan, mereka hidup
dalam ketakutan akan bom yang kapan saja bisa menghanguskan timpat tinggal
mereka beserta isinya.
Keluarga tersebut beranggotakan 3
orang, Liesel Meminger (Sophie Nelisse) yang merupakan anak angakat di keluarga
itu. Dia harus berpisah dengan ibunya yang komunis. Beruntung bagi Liesel, dia
diserahkan kedalam keluarga dengan seorang ‘papa’, Hans Hubermann(Geofrey Rush)
, yang baik dan ‘mama’ Rosa Hubermann ( Emiliy Watson) , yang baik pula
walaupun kadang bersikap keras terhadap Liesel. Dia juga mendapatkan bantuan
dari seorang anak laki-laki, sehingga dia dengan cepat bisa beradaptasi dengan
lingkungan barunya itu. Dengan cepat pula Liesel merasa nyaman dan hangat di
keluarga barunya.
Tiba-tiba
saja, pada malam kristallnacht sedang
berlangsung, mereka kedatangan seorang tamu, seorang Yahudi yang melarikan diri
dari operasi kristallnacht, Max
Vandenburg (Ben Schnetzer). Hans harus menyelamatkan Max, karena itu merupakan
balas budi terhadapa ayahnya Max yang pernah menyelamatkan nyawanya di perang
dunia pertama. Hans tahu dengan menyelamatkan Max, dia juga turut memberikan
kebebasannya, menggantinya dengan kewaspadaan tingkat tinggi. Dia juga
memepringatkan Liesel untuk berhati-hati dan tidak memberitahukan kepada
siapapun mengenai Max.
Sebagai
anak kecil yang polos, Liesel yang sangat tertarik terhadap buku, tidak merasa
terbebani akan kehadiran Max, tidak ada rasa takut, walaupun ia mengetahui
bahaya jika seseorang tau mengenai Max. Dia pun mulai menjalin pertemanan
dengan Max, sering menghabiskan waktu bersama dengan membaca buku.
Peperangan
yang melahirkan ketakutan di setiap sudut negara, tidak menghilangkan rasa
kepedulian manusia terhadap sesama. Keluarga Hans adalah contoh bahwa
peperangan tidak akan mengalahkan sisi kemanusian seseorang. Seluruh keluarga
Hans dengan tulus membantu Max terhindar dari masalah, walaupun justru
mengundang masalah bagi keluarganya. Esensi ini lah yang ditanamkan kepada saya
dari film ini. Hal itu semakin tertanam berkat kecemerlangan performance yang ditunjukan seluruh
anggota keluarga Hans di film ini. Sophie mempunyai bakat yang besar di dunia
akting. Dia dengan luar biasa memerankan tokoh Liesel dengan menggunakan bahasa
Inggris beraksen German ( di “Monsieur Lazhar” dia menggunakan bahasa
Perancis). Ekpsresi yang terpampang di wajah imutnya sangat mempesona saya.
Sebagai tokoh utama, dia sangat berhasil menggerakan seluruh cerita film ini.
Serta tidak lupa Goefrey dan Emily yang sangat menawan memerankan orang tua
Liesel. Mereka patut mendapatkan penghargaan Oscar. Khususnya Geofrey, dia
dengan luar biasa mengundang aura haru di dalam film ini, ketika dia yang sudah
tua dipaksa masuk wajib militer.
Overall, film ini sangat baik dan
memuaskan. Walaupun dibangun dengan tensi yang rendah untuk film yang
bertemakan peperangan, dan pace yang
lumayan lambat, Tetap film ini berhasil memberi kesan yang mendalam di dalam
memory penontnonya.
"Memory is the scribe of the soul." Max
Vandenburg
keren yah ceritanya
BalasHapuswww oriflame co id com