Minggu, 20 Mei 2012
Mt. Ciremai
Di Puncakmu Mataku Memandang Ketidakbiasaan
Sudut Yang Berbeda Dari Pandangan Mata
Sudut Yang Menggetarkan Kepala
Sudut yang Merubah Segala
Terimalah Tanda Terimakasihku
Terimalah Tanda Kehadiranku
Aku Ingin Berada di Dekapanmu
Membawa Kepada Dinginmu
Aku Ingin Kembali Kepada Kejernihan Ketidaknyataan
Kaulah Ketidaknyataan Itu
Aku Mencintai Ketidaknyataanmu
Seperti Aku Mencintai Sisi Ketidaknyataan Yang Kumiliki
Kenyataan Adalah Sosok Jahat
Yang Membuat Marah Amarah
Yang Membuat Sakit Kepala
Dan Yang Membuat Perut Mual
Kaulah Yang Memberi Tahuku
Sukarmulah Yang Mengajariku
Aku Ingin Kembali Ke Sisi Sukarmu
Sukarmu Adalah Hidangan
Akan Ku Lahap Langkah Demi Langkah Kepadamu
Setapak Demi Setapak Ku Kunyah Jejak Kaki
Dengan Perlahan Ku Singkirkan Duri
Yang Menyakiti Gigi Dan Gusi
Tak Akan Kenyang Ku Melahap Hindanganmu
Akan Ku Telan Semuanya Tanpa Sisa
Tanpa Ku Bagi Kepada Letih
Untuk Putus Asa Tak Akan Pernah Ku Bagi
Tak Akan Ku Biarkan Ragaku Menyerah Menikmatimu
Ku Biarkan Jiwa Ku Berceloteh Sekeras-Kerasnya
Agar Setiap Ruang Terpenuhi Oleh Suara Jiwa
Agar Ragaku Tak Mendengar Kata-Kata Selain Semangat Dan Berjuang
Ambisiku Bukanlah Puncak
Ambisiku Adalah Memaknai Puncak Dengan Perjuangan
Perjuangan Ku Tak Akan Ku Biarkan Usai
Walaupun Di Masa Damai, Perjuanganku Tak Akan Usai
Perjuanganku Adalah Menuju Mati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar